و م ن ك ل ش ي ء خ ل ق ن ا ز و ج ين ل ع ل ك م ت ذ كر ون

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "و م ن ك ل ش ي ء خ ل ق ن ا ز و ج ين ل ع ل ك م ت ذ كر ون"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan sunatullah pada hamba-nya. Sakinah, Mawaddah dan Kasih sayang adalah tujuan disyariatkannya perkawinan dan pembentukan rumah tangga. Dengan perkawinan khususnya bagi manusia (pria dan wanita) Allah menghendaki agar mereka mengemudikan bahtera kehidupan rumah tangganya. Dalam hal ini Allah berfirman و م ن ك ل ش ي ء خ ل ق ن ا ز و ج ين ل ع ل ك م ت ذ كر ون Dan segala sesuatu itu kami (Allah) jadikan berpasangan, agar kamu semua berfikir. (Az-Zariyah : 49). 1 Perkawinan bagi manusia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah sebagai jalan bagi mereka untuk mengembangkan keturunan, beranak, melestarikan kehidupannya, setelah masing-masing dari pasangan mereka (laki-laki dan perempuan) sudah siap melakukan perannya yang positif dalam mewujudkan perkawinan. Islam mendorong untuk membentuk keluarga, mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari sahabat Anas r.a. hal Mahmud Yunus, Tafsir Quran Karim, (Jak arta: PT.Hidakarya Agung, cet. 73, 2004), 1

2 2 ع ن ا ن س ب ن م ال ك رض ق ال : ج اء ر ه ط ا لى ب ي و ت ا ز و اج الن بي صي س ا ل و ن ع ن ع ب اد ة الن بي ص. ف ل ما ا خ بر و ا ك ا ن ه م ت ق ال و ه ا ف ق ال و ا: و ا ي ن نح ن م ن الن بي ص ق د غ ف ر االله م ا ت ق دم م ن ق ال ا ح د ه م : ا ما ا ن ا ف ا نى ا ص ل ى الل ي ل ا ب د ا. و ق ال آخ ر ا ن ا ا ص و م ال ده ر و.ذ ن ب ه و م ا ت ا خر لا ا ف ط ر ا ب د ا. و ق ال آخ ر : و ا ن ا ا ع ت ز ل الن س اء ف لا ا ت ز وج ا ب د ا. ف ج اء ر س و ل االله ص ا ل ي ه م. ف ق ال ا ن ت م ا لق و م ال ذ ي ن ق ل ت م ك ذ ا و ك ذ ا ا م ا و االله ا نى لا خ ش اك م الله و ا ت ق اك م ل ه. لك نى. ا ص و م و ا ف ط ر و ا ص ل ى و ا ر ق د و ا ت ز وج الن س اء. ف م ن ر غ ب ع ن س ن تى ف ل ي س م نى Ada tiga orang pernah datang ke salah satu rumah istri Nabi saw, seraya berkata tentang ibadah beliau (sehari-hari), ketika mereka telah mendapat jawaban (keterangan) mereka merasa dirin ya kecil, lalu mereka berkata seberapakah keadaan kita ini kalau dibandingkan dengan (kehidupan) Nabi saw, padahal beliau telah diampuni dosanya yang telah lalu dan akan datang?. Maka orang pertama (dari mereka itu) menjawab aku akan melakukan salat malam (tahajud) selama -lamanya (terus menerus ). Dan orang kedua menyahut kalau aku akan berpuasa terus dan tidak akan berbuka. Maka orang ketiga menyahut Aku akan menjauhi perempuan dan selamanya tidak akan menikah. Kemudian Nabi saw datang lalu bersabda : kamukah tadi yang berkata begini dan begitu?. Demi Allah bukankah aku ini orang yang paling taqwa kepada Allah, tetapi aku pun masih tetap melakukan puasa dan berbuka, salat, tidur dan kawin. Barang siapa yang membenci tuntunanku, maka berarti ia bukan umatku. 2 Dari hadis di atas jelas bahwa menikah merupakan anjuran Nabi saw. Keutuhan dan keharmonisan perkawinan merupakan suatu tujuan yang sangat diinginkan oleh Islam. Akad nikah diadakan untuk selamanya dan seterusnya hingga akhir hayat, agar suami dan istri bersama-sama mewujudkan kehidupan rumah tangga tempat berlindung, menikmati naungan kasih dan dapat memelihara anaknya hingga tumbuh menjadi 2005), hal Imam az-zabidi, Ringkasan Hadis Shahih al Bukhori, (Jakarta: Pustaka Amani, cet. 1,

3 3 generasi yang saleh. Oleh karena itu dikatakan ikatan antara suami dan istri merupakan ikatan yang suci dan kuat. Allah sendiri menamakan ikatan perjanjian antara suami dengan nama misaqan galidan. 3 Pelaksanaan akad nikah cukup sederhana, hanya melalui suatu ucapan pendek sebagai transaksi antara calon suami dan wali dengan upacara yang melibatkan tidak banyak orang, dengan persyaratan sederhana pula, namun konsekuensi berikutnya sangat serius dan berat, mencakup hakhak dan kewajiban masing-masing pihak beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya selama hidup. Jadi bukan hanya sekedar penyaluran hasrat sex semata, atau bahkan pembentukan keluarga saja, tapi menyangkut seluruh kehidupan dan segala kebutuhannya, bukan hanya di dunia tetapi juga kehidupan kelak di akhirat. Oleh karena itu Allah SWT menyebut akad pernikahan sebagai misaqan galidan (janji berat). Stabilitas rumah tangga dan keberlangsungan kehidupan suami istri adalah tujuan utama adanya perkawinan, yang sangat diperhatikan oleh syari at Islam. Akad perkawinan dimaksudkan untuk selama hidup, menjadi rumah tangganya sebagai tempat berteduh yang nyaman dan permanen, agar dalam perlindungan rumah tangganya suami istri dapat menikmati kehidupannya serta agar dapat menciptakan iklim rumah tangganya yang memungkinkan terwujud dan terpeliharanya anak keturunan dengan sebaikbaiknya. Oleh karena itu suami istri wajib memelihara terbentuknya tali pengikat perkawinan itu dan tidak sepantasnya mereka merusak dan 3 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Terj. M. Tholib, Jilid VIII, (Bandung: Pustaka Rizki Putra, Cet. 20, 2006), hal. 250

4 4 memutuskan tali perkawinan meskipun oleh agama sendiri suami diberi hak untuk mengajukan talak dan istri berhak mengajukan khulu. Namun pada kenyataanya banyak terjadi dalam kehidupan berumah tangga timbul masalah-masalah yang mendorong seorang istri melakukan gugatan cerai ( khulu ) dengan segala alasan. Fenomena ini banyak terjadi dalam media massa, sehingga diketahui khalayak ramai, yang sangat disayangkan, mereka tanpa segan-segan membuka rahasia rumah tangga hanya sekedar untuk bisa memenangkan gugatan. Dalam KHI pada pasal 124 disebutkan khulu harus berdasarkan alasan perceraian sesuai ketentuan pasal Pada pasal 116 khulu dapat terjadi karena alasan-alasan: 1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat dan penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan; 2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua ) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya; 3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; 4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain; 5. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri; 4 Abdur Rahman, KHI di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, Cet.I 1992), hal. 140

5 5 6. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; 7. Suami melanggar taklik talak; 8. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan ketidak rukunan dalam rumah tangga. Talak menurut kesepakatan ulama ada 2, yaitu: bain dan raj i. Kedua jenis talak tersebut masing-masing mempunyai spesifikasi yaitu bahwa talak yang pertama (raj i) ialah talak yang dijatuhkan oleh suami terhadap istri, dimana suami berhak untuk meruju nya kembali selama istri dalam masa iddah. Talak yang kedua ( talak bain), talak bain dibagi dua yaitu talak bain sugra dan talak bain kubra. 5 Talak bain kubra terjadi karena li an dan talak yang dijatuhkan oleh suami ketiga kalinya kepada istri, talak karena li an suami tidak dapat kembali kepada mantan istri selama-lamanya. Sedangkan talak yang dijatuhkan kepada istri yang ketiga kalinya suami masih bisa kembali kepada bekas istrinya, dengan ketentuan bekas istrinya yang ditalak ketiga kalinya itu telah menikah dengan lelaki lain dan di dukhul lalu dicerai dengan sendirinya tanpa ada pengaruh dari mantan suami yang telah mentalak ketiga kalinya kepada bekas istrinya itu, baru dari pihak mantan suami yang yang telah mentalak ketiga kalinya itu diperkenankan untuk kembali kepada bekas istrinya dengan akad nikah baru. Adapun talak bain sugra ialah talak yang tidak boleh ruju akan tetapi boleh akad nikah 5 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid fi Nihayah al-muqtasid, (Indonesia: Daar Ih ya al- Arabiy, Juz II, t.t), hal. 45

6 6 baru dengan mantan istrinya meskipun dalam masa iddah, talak ini terjadi karena khulu. Tentang status perceraian karena khulu dapat dikemukakan, bahwa bila seorang istri telah melakukan khulu terhadap suaminya, maka dengan khulu tersebut bekas istri menguasai dirinya sendiri secara penuh, suami tidak berhak meruju nya kembali. Segala urusan berada di tangan bekas istri, sebab ia telah menyerahkan sejumlah harta kepada suaminya guna melepaskan dirinya. Oleh karena itu status perceraian karena khulu adalah sebagai talak bain bagi istri, sehingga meski kemudian suami bersedia mengembalikan iwad yang telah diterimakan kepadanya itu namun suami tetap tidak berhak meruju bekas istrinya, dan meskipun istri rela menerimanya kembali iwad tersebut. Mantan suami yang telah mengkhulu itu boleh mengadakan akad nikah baru dengan bekas istrinya itu dengan rukun dan syarat sebagai lazimnya akad nikah baru. 6 Para ulama mazhab sepakat bahwa istri yang mengajukan khulu kepada suami itu wajib sudah balig dan berakal sehat, dan mereka berbeda pendapat tentang keabsahan khulu wanita yang bodoh ( safihah) manakala diizinkan oleh walinya. Dari pendapat Imam Hanafi, Maliki dan juga Hanbali, mereka mengatakan bahwa khulu nya wanita safihah sah dan jatuh talak. Sedangkan Imam Syafi i dalam kitab Al-Umm membolehkan ruju bagi suami yang telah menjatuhkan talak secara khulu terhadap istri yang dalam keadaan safihah, dan beliau berpendapat orang yang safih masih dalam kekuasaan currator. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut tentang 6 Zakiah Daradjat, et al., Ilmu Fiqh jilid 2, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 1984/1985), hal.255

7 7 bagaimana keabsahan ruju suami kepada istri safihah yang dikhulu, dengan menggunakan harta, dan apakah konsep khulu yang didefinisikan oleh beliau sesuai dengan pengertian khulu itu sendiri. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu dilakukan sebuah penelitian, sedangkan metode yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan pengumpulan data, Yang datanya diambil melalui telaah skripsi dan kitab-kitab fiqih, ushul fiqh, hadits dan tafsir, kemudian dianalisis dengan pendekatan ushul fiqh dan metode kualitatif diskriptif analisis. Dalam KHI pada pasal 116 diatur perceraian dengan jalan khulu mengurangi jumlah talak dan tidak dapat diruju kembali, akan tetapi Imam Syafi I memperbolehkan suami untuk meruju bekas istrinya, dan dalam UU. No. 1 tahun 1974 pada ayat 1 yang menyebutkan Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan orangtua, berada di bawah kekuasaan wali, dalam perwalian ini juga terdapat pada Inpres No. 1 tahun 1991 pada pasal 107 ayat 1 menyebutkan: Perwalian hanya terhadap anak yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah melangsungkan perkawinan. 7 Berpijak dari pemikiran di atas, dan belum adanya skripsi yang membahas secara komprehensif mengenai khulu safihah, maka peneliti tergerak melakukan penelitian dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul Khulu Wanita Safihah menurut Empat Imam Madzhab. 7 Abdur Rahman, KHI, hal. 122

8 8 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang peneliti kemukakan di atas maka muncul pokok permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Khulu dan Safihah dalam islam? 2. Bagaimana pendapat empat imam madzhab tentang khulu nya wanita safihah? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan obyek pembahasan skripsi ini, peneliti menentukan tujuan pembahasan ini sebagai berikut; 1. Untuk mengetahui khulu dan Safihah yang termasuk mahjur alaih dalam perspektif islam. 2. Untuk mengetahui pendapat para imam madzhab terkait khulu nya wanita safihah. D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat memberikan informasi terkait perbedaan hukum khulu yang terjadi pada wanita safihah menurut pendapat empat imam madzhab. 2. Manfaat praktis.

9 9 Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti khususnya, serta dapat menambah khazanah keilmuan bagi para pembaca pada umumnya, dan bagi peneliti lain, diharapkan dapat menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang bermaksud mengkaji tema yang sejenis. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan pahaman terhadap skripsi ini, terutama mengenai judul skripsi ini yaitu Khulu Wanita Safihah menurut pendapat Empat Imam Madzhab, maka peneliti menganggap perlu untuk memberikan penegasan teori pada istilah-istilah yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini. 1. Penegasan Konseptual : a. Khulu adalah Perceraian dengan tebusan dari pihak istri atau orang lain dengan memakai kata talak dan khulu atau tebusan. 8 b. Wanita Safihah adalah Wanita yang sampai menghamburkan, melenyapkan hartanya tidak pada ketentuan syar i. 9 c. Madzhab adalah metode yang dibentuk melalui penelitian dan pemikiran, kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya pedoman yang jelas batasannya, bagiannya yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah. Empat Imam Madzhab 8 Aby Zain, Fiqh Klasik Terjemahan Fathul Mu in Jilid 4, (Kediri: Lirboyo Press, cet. 1, 2015), hal Abdurrahman al-juzairi, Kitab al-fiqh ala Mazhabil Arba ah, (Beirut Lebanon: Daar al-kutub al Alamiyah, t.t), hal. 353

10 10 yang dimaksud peneliti adalah Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafi i dan Madzhab Hambali Penegasan Operasional Setelah diketahui makna secara konseptual diatas, maka secara operasional dapat dipahami bahwa yang dimaksud khulu wanita safihah menurut Pendapat Empat Imam Madzhab adalah Pendapat dari para Imam Madzhab tentang gugat cerai dengan tebusan yang dilakukan oleh seorang wanita yang membutuhkan pengampu (curator). F. Penelitian Terdahulu Dalam Pembahasan mengenai khulu terhadap wanita safihah, Peneliti dalam penelitian ini akan mengacu pada beberapa literature, baik berupa kitab-kitab fiqih maupun skripsi, Adapun beberapa skripsi yang dapat dijadikan referensi; 1. Skripsi Syaifulloh (2008) Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan judul Studi Analisis Pendapat Imam Malik tentang kebolehan wasiat Orang Safih. Imam Maliki mengatakan bahwa orang yang lemah akal, safih, bahkan orang gila terkadang sadar, mereka boleh berwasiat dengan syarat tahu dan mengerti tentang wasiat, dan implikasinya membolehkan wasiat orang safih menyebabkan tercerai berai urusannya dan menimbulkan suatu kerusakan dalam kehidupan Diakses 14 Januari Syaifulloh, Studi Analisis Pendapat Imam Malik tentang kebolehan Wasiat orang Safih, (Semarang: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2008), hal. 18

11 11 2. Skripsi Khoiri Da in (2011) Mahasiswa STAIN TULUNGAGUNG dengan judul Upaya mengurangi cerai gugat berdasarkan Undang- Undang Perkawinan ( Study tentang aspek-aspek penyebab terkabulnya cerai gugat di Pengadilan Agama Tulungagung), dalam skripsi ini peneliti mengkaji tentang pertimbangan hakim menjatuhkan putusan terhadap cerai gugat di Pengadilan Agama Tulungagung untuk meminimalisir perceraian berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Skripsi Muchammad Nur Huda (2013) Mahasiswa STAIN TULUNGAGUNG yang berjudul Khulu yang disebabkan karena istri berpenghasilan lebih besar daripada suami (perspektif hokum positif dan fiqih). Dalam Skripsi ini, peneliti mengkaji tentang alasan khulu istri yang berpenghasilan lebih besar daripada suami tersebut dapat dijadikan alas an perceraian yang sebenarnya dalam kitab Fiqh dan hukum Positif. 13 Dari telaah skripsi di atas pada dasarnya hanya membahas seputar masalah wasiat yang dilakukan seseorang yang mahjur sebab gila, dan safih, Pertimbangan para hakim untuk menjatuhkan putusan terhadap cerai gugat untuk meminimalisir perceraian berdasarkan Undang-Undang Perkawinan dan Alasan khulu istri yang berpenghasilan lebih besar daripada suami. Dari sini peneliti mengangkat permasalahan yang belum pernah dibahas oleh peneliti lain yaitu dalam hal khulu yang terjadi terhadap wanita 12 Khoiri Da in, Upaya Mengurangi Cerai Gugat Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2011), hal Muchammad Nur Huda, Khulu yang disebabkan karena Istri Berpenghasilan Lebih Besar Daripada Suami, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2013), hal. 21

12 12 safihah. Menurut pendapat Empat Imam Madzhab, hanya pendapat dari Madzhab Syafi i yang memperbolehkan khulu suami terhadap istri yang safihah jatuh talak raj i. Dalam KHI pada pasal 116 disebutkan Perceraian dengan jalan khulu mengurangi jumlah talak dan tidak dapat diruju. Kompilasi Hukum Islam merupakan suatu produk hukum hasil dari para pendapat imam mazhab yang telah dijadikan rujukan bagi umat Islam di Indonesia, dengan dasar ini pendapat empat Imam Madzhab perlu dianalisis secara mendalam. Dengan argumen tersebut peneliti mengangkat permasalahan mahjur alaih yang dalam kondisi safih yang sepengetahuan peneliti belum pernah dibahas, yaitu masalah khulu terhadap wanita safihah. G. Metode Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini adapun metode yang peneliti gunakan adalah; 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam menulis skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yang digunakan dengan cara mengkaji dan menelaah berbagai dokumen baik berupa buku atau tulisan yang berkaitan dengan permasalahan. 14 Adapun data primer dalam Skripsi ini meliputi AlQuran dan Hadits sebagai landasan ataupun dasar daripada pengambilan suatu hukum, kitab al-umm karangan Imam Syafi I, kitab Al-Muwaththo karangan Imam Malik 14 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. 1, 2006), hal. 95

13 13 dan Inpres no 1 tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam. Sedangkan data sekundernya meliputi Kitab al-fiqh ala Mazhabil Arba ah karangan Abdurrahman al-juzairi, Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam karangan Ali Yusuf As-Subki, Fiqh Sunnah Jilid VIII karangan Sayyid Sabiq, Bidayatul Mujtahid dan Nihayatul Muqtasyid karangan Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad Rosyid Al-Qurtubi, dan Kitab Fiqh Lima Madzhab karangan Muhammad Jawad Mughniyyah. 2. Pendekatan Penelitian Dalam pembuatan Skripsi, peneliti juga menggunakan pendekatan ushul fiqh, yaitu pendekatan yang menekankan pada kaidah-kaidah ushul fiqh untuk rnengetahui mengapa seseorang berpendapat seperti itu dan dasar hukum yang digunakan kemudian mengungkapkan maksud apa yang terkandung di dalam penerapan masalah tersebut Sifat Penelitian Dilihat dari cara menganalisisnya, penelitian yang dilakukan peneliti lebih pada penelitian yang bersifat kualitatif diskriptif analisis yaitu suatu metode menggambarkan atau melukiskan obyek-obyek permasalahan berdasarkan fakta secara sistematis, memberikan analisis secara cermat, kritis, luas dan mendalam terhadap obyek kajian dengan mempertimbangkan kemaslahatan. 16 Sedangkan analisis ialah jalan yang digunakan untuk mendapatkan pengertian yang tidak sekedar 15 Amin Syukur dkk, Metode Studi Islam, (Semarang: Gunung Jati, Bekerjasama dengan IAIN Walisongo Press, t.t), hal Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, ( Yogyakarta: Gajah Mada University, cet. 9, 2000), hal. 63

14 14 menyimpulkan dan menyusun data, tetapi meliputi analisis dan intreprestasi serta memilah-milah antara pengertian yang satu dengan yang lainnya Sumber Data Terdapat beberapa macam jenis data yang dipergunakan dalam penyusunan penelitian yaitu data primer dan data sekunder a. Data Primer, adalah sebuah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti obyek penelitian. Karena penelitian ini adalah kajian pustaka maka bahan data primernya adalah buku-buku yang khusus membahas tentang informasi atau data tersebut 18, dalam hal ini data primer yang peneliti gunakan antara lain adalah AlQuran dan Hadits sebagai landasan ataupun dasar daripada pengambilan suatu hukum, kitab al-umm karangan Imam Syafi I yang menjelaskan secara terperinci tentang pendapat Imam Syafi I dalam masalah khulu, kitab Al-Muwaththo karangan Imam Malik dan Inpres no 1 tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam. b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan asli yang memuat infomasi atau data tersebut, 19 atau data yang digunakan untuk menunjang data primer, sehingga membantu menjelaskan menganalisis mengenai sumber primer, dalam hal ini 17 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yo gyakarta: Roke Sarasin, 1998),hal Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet.3, 1995), hal Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet.VIII, 2003), hal. 126

15 15 data sekundernya berupa buku-buku maupun kitab yang berhubungan dengan permasalahan yang ada, seperti : 1) Kitab al-fiqh ala Mazhabil Arba ah karangan Abdurrahman al-juzairi. 2) Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga dalam Islam karangan Ali Yusuf As-Subki. 3) Fiqh Sunnah Jilid VIII karangan Sayyid Sabiq. 4) Bidayatul Mujtahid dan Nihayatul Muqtasyid karangan Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad Rosyid Al-Qurtubi. 5) Kitab Fiqh Lima Madzhab karangan Muhammad Jawad Mughniyyah. 5. Metode Pengumpulan data Dalam kajian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi, yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Khulu, safih dan mahjur alaih, sehingga dapat dirumuskan hipotesis yang disarankan oleh data. 20 Terkait dengan khulu' wanita safihah, penulis berusaha mencari buku-buku, yang membahas mengenai msalah khulu' dan safihah. 6. Teknik Analisis Data Tekhnik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : hal Lexy J. Moleong, Metode penelitian kualitatif, (Bandung: Remaja Yosdakarya, 2003),

16 16 a. Content Analisis Yaitu pada dasarnya merupakan suatu tekhnik sistematika untuk menganalisis suatu pesan dan mengolah suatu pesan atau alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih. 21 Peneliti mencoba memahami konsep khulu dan juga safihah beserta hal-hal yang berkaitan dengan keduanya. b. Comparative Analisis Yaitu untuk Mencermati padu tidaknya data dengan konsepkonsep yang dikembangkan untuk mempresentasikannya, padu tidaknya dengan kategori yang dikembangkan, padu tidaknya generalisasi atau data yang tersedia, serta padu tidaknya keseluruhan temuan penelitian itu sendiri dengan kenyataan lapangan yang tersedia. 22 Peneliti mencoba membandingkan pendapat empat Imam Madzhab beserta landasan hukum yang digunakan dalam mengkaji masalah ini. c. Critic Analisis Yaitu Kupasan secara mendalam terhadap data yang ada untuk memberi penilaian yang disertai pertimbangan. 23 Yang dimaksud adalah analisis murni dari peneliti, walaupun acuan dalam analisis ini adalah literatur yang sudah ada akan tetapi 21 Burhan Bungi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2001), hal Burhan Bungi, Analisis data penelitian kualitatif, Pemahaman Filosofis dalam Metodologis arah penguasa model aplikasi, (Jkarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003), hal Adi Gunawan, Kamus Praktis Ilmiah Populer, (Surabaya: Kartika, t.t), hal. 270

17 17 analisis-analisis yang di tampilkan adalah murni dari peneliti yang melihat dari konsep khulu dan safihah yang telah dijabarkan pada pembahasan sebelumnya. H. Sistematika Pembahasan Untuk memberi kemudahan dalam memahami skripsi, maka peneliti membuat sistematika pembahasan skripsi sebagai berikut; BAB I. PENDAHULUAN, Pada Bab ini memuat uraian tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II. PEMBAHASAN ini menguraikan pengertian khulu dalam perspektif Islam yang meliputi definisi khulu, dasar hukum khulu, ketentuan hukum khulu, syarat dan rukun khulu, alasan khulu, Tebusan dan Iddah bagi Khulu serta kedudukan khulu dan Pendapat para ulama tentang khulu dan menguraikan safihah dalam perspektif para ulama yang meliputi pengertian Safih, dasar hukum mahjur, Sebab-sebab Mahjur dan Status Pengampuan berakhir. BAB III. ISTINBAT HUKUM DAN PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB TERHADAP KHULU WANITA SAFIHAH. Pada Bab ini, peneliti menampilkan pendapat empat imam Madzhab tentang khulu wanita safihah, kemudian peneliti akan menganalisis alasan yang empat Imam Madzhab sajikan. BAB IV. PENUTUP, yaitu berisi kesimpulan dan saran- saran.

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG KHULU SUAMI MEMILIKI HAK RUJU TERHADAP ISTRI SAFIHAH

ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG KHULU SUAMI MEMILIKI HAK RUJU TERHADAP ISTRI SAFIHAH ANALISIS PENDAPAT IMAM SYAFI I TENTANG KHULU SUAMI MEMILIKI HAK RUJU TERHADAP ISTRI SAFIHAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI PERKARA PUTUSAN NOMOR 1708/pdt.G/2014/PA.bjn. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri M dalam Putusan Nomor:

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: SYARIAH - MUNAKAHAT KOMPETENSI DASAR: Menganalisis ajaran Islam tentang perkawinan Menganalisis unsur-unsur yang berkaitan dengan ajaran perkawinan dalam agama Islam INDIKATOR: Mendeskripsikan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA Pertanyaan Dari: Ny. Fiametta di Bengkulu (disidangkan pada Jum at 25 Zulhijjah 1428 H / 4 Januari 2008 M dan 9 Muharram 1429 H /

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama, 2001, hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia, Jakarta, Departemen Agama, 2001, hlm. 14. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap keluarga lazim menghadapi permasalahan, karena keluarga merupakan kumpulan dari setidaknya dua orang yang pada umumnya mempunyai latar belakang sosial, pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti firman Allah dalam surat yasin: 36 1 2

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TIDAK DITETAPKANNYA NAFKAH IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK (STUDI ATAS PUTUSAN NOMOR 2542/PDT.G/2015/PA.LMG) A. Pertimbangan Hukum Hakim yang Tidak Menetapkan Nafkah

Lebih terperinci

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Nasab Anak Hasil Hubungan Seksual Sedarah Dalam Perspektif Hukum Islam Pada bab dua telah banyak

Lebih terperinci

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu? "kemal pasa", k_pasa03@yahoo.com Pertanyaan : Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu? Jawaban : Tidak

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK Sebagaimana permasalahan yang telah diketahui dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP A. Deskripsi akad jasa pengetikan skripsi dengan sistem paket di Rental Biecomp Jemurwonosari Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara 63 BAB IV STUDI KOMPARASI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM ANTARA DESA NGEPUNG KECAMATAN LENGKONG DAN DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENURUT PERPEKSTIF HUKUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma

BAB I PENDAHULUAN. boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Para Ulama sepakat bahwa mahar merupakan syarat nikah dan tidak boleh diadakan persetujuan untuk meniadakannya 1. Diakui secara ijma bahwa dalam rukun Islam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya BAB IV ANALISIS A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya Mahar merupakan kewajiban oleh suami terhadap istri yang harus diberikan baik dalam atau setelah dilakukan akad nikah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia melainkan seluruh makhluk ciptaan-nya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Umumnya bentuk atau cara perceraian karena talak,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Umumnya bentuk atau cara perceraian karena talak, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Berbicara tentang mewakilan talak mungkin jarang terdengar di kehidupan sehari-hari. Umumnya bentuk atau cara perceraian karena talak, kebanyakan terjadi dengan cara

Lebih terperinci

WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB

WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB KHULU WANITA SAFIHAH MENURUT PENDAPAT EMPAT IMAM MADZHAB SKRIPSI OLEH: NURUL LATIFAH NIM 2822123032 JURUSAN HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN TULUNGAGUNG)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, tapi manusia tidak samadengan makhluk lain nya, yang selalu bebas

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAHARUAN AKAD NIKAH SEBAGAI SYARAT RUJUK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAHARUAN AKAD NIKAH SEBAGAI SYARAT RUJUK 1 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAHARUAN AKAD NIKAH SEBAGAI SYARAT RUJUK A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pembaharuan Akad Nikah Sebagai Syarat Rujuk Prosesi rujuk merupakan salah satu prosesi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA A. Analisis terhadap Praktek Pengambilan Keuntungan pada Penjualan Onderdil di Bengkel

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA. BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.Mr A. Analisis Pertimbangan Hakim Pada Putusan Nomor 1375/Pdt.G/2013/PA.Mr

Lebih terperinci

Prosiding Peradilan Agama ISSN:

Prosiding Peradilan Agama ISSN: Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391 Pendapat Ulama Hanafiyah dan Ulama Syafi iyah Tentang Penarikan Analisis Pendapat Imam Syafi i terhadap Pasal 116 (Huruf E) KHI Tentang Kriteria Cacat Badan atau

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN 58 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktek Sistem Jual Beli Ikan Dengan Perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam surat ar-rum ayat 21 sebagai berikut: Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam surat ar-rum ayat 21 sebagai berikut: Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu aktifitas manusia yang telah menjadi takdir Allah. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah firman Allah dalam surat ar-rum

Lebih terperinci

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan 66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Hutang Pupuk dengan Gabah

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ت ش ر ع ال ق ر ع ة إ ذ ا ج ه ل ال م س ت ح ق و ت ع ذ ر ت ال ق س م ة Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif

Lebih terperinci

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad Hukum Poligami تعد لز جا [ Indonesia Indonesian ند نيn ] Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 1 تعد لز جا» باللغة لا ند

Lebih terperinci

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar 49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI STANDARISASI PENETAPAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN GADIS DAN JANDA DI DESA GUA-GUA KECAMATAN RAAS KABUPATEN SUMENEP A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan

Lebih terperinci

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO NOMOR. 2865/Pdt.G/2013/PA.Bjn. TENTANG CERAI GUGAT KARENA PENDENGARAN SUAMI TERGANGGU A. Analisis Terhadap Dasar Hukum Hakim Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keselamatan hidup dunia maupun akhirat. Dari keluarga yang. perkawinan yang sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keselamatan hidup dunia maupun akhirat. Dari keluarga yang. perkawinan yang sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap keluarga yang memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga harus melalui perkawinan. Mereka tentu menginginkan tercipta keluarga atau rumah tangga yang sejahtera

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO TENTANG PERMOHONAN IZIN POLIGAMI (PEMBUKTIAN KEKURANGMAMPUAN ISTERI MELAYANI SUAMI) A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan

Lebih terperinci

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M Qawa id Fiqhiyah ال ع د ل ف ال ع ب اد ات م ن أ ك ب م ق اص د الش ار ع Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat Publication: 1436 H_2014 M ال ع د ل ف ال ع ب اد ا ت م ن أ ك ب م ق اص

Lebih terperinci

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA

BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SELAMATAN DI BUYUT POTROH SEBELUM PROSESI AKAD NIKAH DI DESA BLIMBING KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG Selamatan di Buyut Potroh merupakan salah satu tradisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek Jual beli legen Sebagaimana telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat ditemukan

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal dari kehidupan berkeluarga adalah dengan adanya melaksanakan perkawinan sesuai dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perkawinan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO. 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN NO 0051/Pdt.P/PA.Gs/2010 TENTANG WALI ADLAL KARENA PERCERAIAN KEDUA ORANG TUA A. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Menetapkan Perkara Wali Adlal Dalam hukum Islam,

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN 69 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Sistem Penetapan Harga {Pada Jual Beli Air Sumur di

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 11-06-2017 16 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tadarus Al Qur an Al-Bukhari 4635-4637, 4643, 4644 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg. BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg. A. Analisis Hukum Terhadap Deskripsi Putusan Nomor: 455/Pdt.G/2013/PA.Spg Mengenai Perceraian Akibat Suami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006 BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006 A. Analisis Hukum Terhadap Landasan Penetapan Harta Bersama Dalam Permohonan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi utuh. Dalam syariat Islam ikatan perkawinan dapat putus bahkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam perkawinan merupakan suatu ikatan yang harus diupayakan terjalin keutuhannya, namun secara manusiawi ikatan ini mustahil untuk selalu menjadi utuh.

Lebih terperinci

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM 15 MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 8 Rabi ul Akhir 1402 H, bertepatan dengan tanggal 2 Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah ini

Lebih terperinci

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : 20 NIKAH MUT AH Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : 1. Surat Sekretaris Jendral Departemen Agama RI nomor: BVI/4PW.01/4823/1996 tanggal 11 Oktober 1996, perihal perlu dikeluarkan

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diperoleh melalui jalur sekolah dan luar sekolah, salah satu jalur pendidikan luar sekolah adalah keluarga. Keluarga merupakan penanggung jawab pertama

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN 61 BAB IV PERNIKAHAN SEBAGAI PELUNASAN HUTANG DI DESA PADELEGAN KECAMATAN PADEMAWU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis terhadap Faktor yang Melatar Belakangi Alasan Terjadinya Pernikahan sebagai Pelunasan

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURAbah}ah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO A. Akad Perjanjian Kerja antara TKI dengan PJTKI di PT. Amri Margatama Cabang Ponorogo

Lebih terperinci

BAB II A. TINJAUAN UMUM TENTANG TALAK. akan merasakan akibat yang timbul dari perceraian.

BAB II A. TINJAUAN UMUM TENTANG TALAK. akan merasakan akibat yang timbul dari perceraian. BAB II A. TINJAUAN UMUM TENTANG TALAK A. Pengertian talak Perceraian apapun penyebabnya akan selalu membawa resiko yang cukup berat, terutama resiko yang tidak terwujud benda akan dirasakan oleh semua

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT A. Analisis Terhadap Pemberian Wasiat Dengan Kadar Lebih Dari 1/3 Harta Warisan Kepada

Lebih terperinci

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di  PETUNJUK RASULULLAH PETUNJUK RASULULLAH Bagi YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin Kurdian Publication: 1434 H_2013 M PETUNJUK RASULULLAH صلى االله عليه وسلم BAGI YANG BERHUTANG حفظه االله Ustadz Nur Kholis bin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO A. Analisis Terhadap Akad Pembiayaan Mudharabah Dengan Sistem Kelompok di BMT

Lebih terperinci

BAB IV. PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs.

BAB IV. PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs. BAB IV PERSPEKTIF IMAM SYAFI'I TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA GRESIK TENTANG CERAI GUGAT KARENA SUAMI MAFQU>D NO: 0036/PDT. G/2008/PA Gs. A. Pendapat Imam Syafi i Tentang Cerai Gugat Karena Suami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK A. Analisis terhadap Mekanisme Hak Khiya>r pada Jual Beli Ponsel Bersegel Akad merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun arti dari pada talak adalah membuka ikatan membatalkan perjanjian. Sedangkan furqah artinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURAbah}ah Yang Direalisasi Sebelum Barang Yang Dijual

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mensyariatkan perkawinan sebagai realisasi kemaslahatan primer, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam, yang mengatur segala sendi kehidupan manusia di alam semesta ini, diantara aturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU A. Analisis Terhadap Praktik Penukaran Uang Dengan Jumlah Yang Tidak

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 04-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Puasa Buat Orang Yang Berpergian Al-Bukhari 1805, 1806, 1807, 1808, 1810 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB 49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN WALI HAKIM OLEH KEPALA KUA DIWEK JOMBANG TANPA UPAYA MENGHADIRKAN WALI NASAB A. Prosedur Penetapan Wali Hakim oleh Kepala KUA Diwek Jombang Tanpa Upaya

Lebih terperinci

Kafa ah dalam Pernikahan Menurut Imam Maliki dan Imam Syafi i

Kafa ah dalam Pernikahan Menurut Imam Maliki dan Imam Syafi i Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391 Kafa ah dalam Pernikahan Menurut Imam Maliki dan Imam Syafi i 1 Suha Samada, 2 M. Roji Iskandar, 3 Tamyiez Derry 1,2,3 Prodi Ahwal Al-Syakhshiyyah/Hukum Keluarga

Lebih terperinci

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31).

dan kepada kaum perempuan (sesama) mereka (QS an-nur [24]: 31). Aurat? Sapa hayo yang... Nah, sobat UKKImuslimah, kita Aurat bagi wanita di hadapan lelaki asing, yang bukan mahramnya, adalah seluruh badannya. Ini diambil dari nash al-quran yang menyatakan: و لا ی ب

Lebih terperinci

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYERAHAN HAK H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH KANDUNG PASCA PERCERAIAN A. Analisis Terhadap Pertimbangan dan Dasar Hukum Hakim PA Malang Dalam Perkara Nomor:

Lebih terperinci

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung

Pertama, batas kepatutan untuk suami yang melakukan masa berkabung BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PASAL 170 AYAT 2 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG MASA BERKABUNG BAGI SUAMI DI DESA NGIMBANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN A. Batas Kepatutan Masa Berkabung Bagi Suami Di Desa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa 07-06-2017 12 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa Al-Bukhari 1816, 1817, 563 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Tatkala Menjenguk Orang Sakit هللا ىلص Doa-doa Rasulullah Tatkala Menjenguk Orang Sakit Publication : 1438 H_2017 M DOA-DOA RASULULLAH TATKALA MENJENGUK ORANG SAKIT حفظو هللا Oleh Ustad Abu Minhal, Lc Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Jawa pada umumnya mempunyai aktivitas yang pada dasarnya kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa terhadap adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci